MIKOLOGI
Mikologi adalah cabang
ilmu yang mempelajari tentang jamur (Fungi) ada juga orang-orang yang
menyebutnya cendawan. Mikologi sendiri berasal dari kata ‘mykes’ yang berarti
myceane yaitu salah satu kelompok mushroom (jamur mikro) dan dari kata logos
yang berarti ilmu. Sehingga mikologi itu merupakan ilmu yang mempelajari
tentang jamur dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia. Kajian dalam mikologi
meliputi:
- Taksonomi
jamur
- Fisiologi
jamur
- Bioteknologi
jamur
- Budidaya jamur
Jamur diklasifikasikan menjadi empat divisi.
- Ascomycota, atau jamur kantung, menghasilkan spora dalam kantung berbentuk cangkir disebut ASCI. Contoh jamur kantung cendawan tanah dan ragi tepun.
- Basidiomycota, atau klub jamur, spora memiliki ditanggung pada kasus spora klub-berbentuk disebut basidium. Contoh klub jamur adalah jamur dan engah-bola.
- Zygomycota, atau zigot pembentuk jamur, yang ditemukan pada keju, roti dan makanan membusuk. Spora mereka diproduksi dalam kasus berbentuk bulat disebut sporangia.
- Deuteromycota, atau jamur yang tidak sempurna (Fungi Imperfecti), kekurangan reproduksi seksual. Mereka berkembang biak dengan spora aseksual yang disebut konidia. Contohnya jenis jamur yang menyebabkan kurap dan jamur kulit.
A. Ciri-ciri jamur Ascomycota:
a. Bersel satu atau bersel banyak.
b. Mempunyai alat pembentuk spora yang
disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat
terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
c. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel
biasanya berinti satu.
d. Ada yang brsifat parasit, saprofit,
dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru
membentuk lumut kerak.
e. Dinding sel terbuat dari zat kitin.
f. Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh jamur ascomycota diantaranya
adalah Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin,
dan Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco.
B.
Basidiomycota
Istilah “basidiomycota” berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata basidium yaitu
suatu tahapan diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti
gada. Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya
adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang
lain. Divisi Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club fungi atau
yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms).
Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian
menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp
Ciri-ciri jamur Basidiomycota:
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi
Basidiomycota antara lain sebagai berikut.
- Multiseluler (bersel banyak).
- Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran besar.
- Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
- Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat.
- Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan sambungan apit (clamp connection).
- Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
- Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola, papan, lembaran berleku-lekuk dan sebagainya.
- Tubuh buah disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik (setiap intinya berpasangan).
- Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).
- Sebagian besar dapat dikonsumsi, namun ada beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada tanaman ladang. Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur kuping), Volvariella volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma.
- Reproduksi secara seksual dengan membentuk basidiospora dan dan jarang melakukan reproduksi aseksual yaitu dengan fragmentasi hifa.
- Basidiospora terbentuk di luar basidium.
- Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid. Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah (basidiokarp).
- Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti payung yang disebut tudung.
- Memiliki tiga jenis Miselium yaitu primer, sekunder dan tersier.
C.
Zygomycota
Zygomycota, atau jamur konjugasi, termasuk jamur, seperti
yang menyerang roti dan produk makanan lainnya. Karakteristik untuk
mengidentifikasi dari Zygomycota adalah pembentukan zygospora selama reproduksi
generatif dan tidak adanya dinding sel hifa kecuali dalam struktur reproduksi.
Ciri-ciri
Zygomycota antara lain:
1.
Bersifat multiseluler
2.
Hifa tidak bersekat
3.
Senositik yang artinya zygomycota mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung
banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu
tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti.
4.
Tidak memiliki tubuh buah
5.
Ada yang memiliki rizoid dan stolon
6.
Reproduksi secara vegetatif (fragmentasi hifa, membentuk
sporangiospora) dan generatif (menghasilkan zigospora), hidup
saproba/parasit/simbiosis mutualisme.
D.
Deuteromycota
Jamur Deuteromycota
adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap
seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam
kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan
jamur yang tidak sempurna (jamur imperfecti).Selain dengan
konidia, reproduksi jamur Deuteromycota secara aseksual juga dapat dilakukan
dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas) dan artrospora (pembentukan
spora dengan benang-benang hifa). Dengan
demikian, beberapa jenis jamur yang belum diketahui alat reproduksi
generatifnya dimasukkan ke dalam divisi Deuteromycota. Deutermycota atau the imperfect fungi tidak mengalami reproduksi seksual
atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph).
Jamur Deuteromycota
menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Jadi, kelompok jamur ini bisa
dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung
jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian
berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota
Deuteromycota akan bisa dikelompokkan ke dalam divisi Ascomycota atau divisi
Basidiomycota. Sebagai contoh jamur Monilia sitophila (jamur
oncom), sebelum diketahui reproduksi seksualnya digolongkan pada Deuteromycota,
tetapi sekarang setelah diketahui reproduksi seksualnya yaitu dengan
menghasilkan askospora di dalam askus (peritesium), dikelompokkan ke dalam
Ascomycota dan diganti dengan nama Neurospora sitophila atau Neurospora
crassa.
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik
jamur yang termasuk dalam divisi Deuteromycota antara lain sebagai berikut.
- Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.
- Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
- Dinding sel terbuat dari zat kitin.
- Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak..
- Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya sehinga disebut jamur tidak sempurna atau imperfekti.
- Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak. Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
- Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia dan tanaman budidaya.
- Hidup secara saprofit maupun parasit.
- Biasanya berhabitat di tempat yang lembab.
1.2 FISIOLOGI JAMUR
Di alam bebas jamur merupakan pengurai sampah organik. Jika
tidak ada jamur kemungkinan bumi kita ini akan penuh dengan sampah. Namun,
walaupun demikian ternyata tidak semua jamur dapat dimanfaatkan oleh manusia.
sebagian dari jenis jamur ada yang beracun. Untuk itu supaya kita terhindar
dari jamur yang beracun perlu untuk mengetahui berbagai jenis jamur.
Ciri-Ciri
Jamur Secara Umum
1.
Jamur memiliki jenis ataupun spesies yang tidak
sedikit. Untuk itu perlu untuk kita mengetahui ciri-ciri jamur secara khusus,
yaitu:
a. Tidak
memiliki kromatofora atau klorofil, sehingga umumnya tidak berwarna dan hidup
sebagai parasit atau saprofit dan bersifat heterotrof. Jamur sendiri ada yang
hidup di dalam air, sebagian besar di daratan serta jarang sekali terdapat di
laut.
b. Inti sel
eukariotik (mempunyai inti sel yang sejati).
c. Dinding sel
tersusun atas zat kitin dan bukan selulosa kecuali jenis jamur oomycotina.
d. Hidup di
tempat lembab dengan PH tanah yang bersifat asam karena tempat tersebut kaya
akan zat organik.
e. Cadangan
makanan disimpan dalam bentuk glikogen.
f. Sesuai
dengan jenisnya jamur dapat berkembang biak secara vegetatif maupun generatif.
Sehingga dapat berbentuk sel hidup yang haploid dan juga diploid.
2. Perkembangbiakan secara vegetatif
dengan menggunakan tunas, spora, membelah diri, dan dengan cara konodia.
3. Perkembangbiakan secara generatif
dengan cara konjugasi dan juga dengan spora seksual. Selain itu dapat berlangsung
dengan berbagai cara, yaitu: isogami, anisogami, oogami, gametangiogami
(perkawinan dengan dua gametangium yang berbeda jenis kelaminnya). Dan
somatogami ( perkawinan dua sel talus yang tidak mengalami perbedaan).
4. Bagian tubuh jamur yang vegetatif
tersusun atas hifa (benang – benang halus). Hifa ada yang bersekat dan ada yang
tidak.
5. Perkembangbiakan dengan spora, jika
pada jamur yang hidupnya di air disebut spora kembara yang mempunyai bulu
cambuk.
6. Jamur yang hidup di darat bisa
menghasilkan spora yang terbentuk di dalam askus.
7. Beberapa dari jenis jamur dapat
mengubah sel-sel tertentu menjadi alat untuk mengatasi saat kondisi yang buruk.
1.3
BIOTEKNOLOGI JAMUR
1.3.1 Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi
berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhuk hidup
dan ‘teknologi’ yang berarti cara untuk memproduksi barang. Dengan definisi
tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Nenek moyang kita
telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk berguna seperti tempe,
oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco .
Hampir semua antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang
dipakai untuk membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian.
Bioteknologi
adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu,
untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia
mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi
genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim,alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut Jujun Ratnasari, S.Si., M.Si., bioteknologi adalah manipulasi
organisme atau komponen organisme tersebut untuk melakukan tugas praktis,
menghasilkan produk yang bermanfaat. Sejak berabad-abad bioteknologi yang
menggunakan mikroorganisme telah berlangsung secara tradisional, seperti pada
proses pembuatan anggur, bir, keju, sake, dan lain-lain. Proses tradisional ini
hanya menggunakan dan mengandalkan proses genetik alami dari mikroba.
Bioteknologi merupakan suatu usaha terpadu dari
berbagain disiplin ilmu untuk mengolah bahan baku dengan memanfaatkan
mikroorganisme dan komponen-komponen lainnyauntuk menghasilkan barang dan jasa. Disiplin
ilmu yang terlibat dalam bioteknologi, di antaranya Kimia, Biokimia, Rekayasa
Biokimia, Teknik Kimia, Mikrobiologi, dan tentunya Biologi.
1.3.2 Prinsip-prinsip Dasar Bioteknologi
Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari
bioteknologi, yaitu fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur
jaringan, rekombinasi DNA, dan analisa DNA.
1. Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam seldalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,terdapat definisi yang
lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu
bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme.
Proses fermentasi ini merupakan bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak
jaman dahulu. Contohnya pembutan roti, minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.
2. Seleksi dan Persilangan
Proses seleksi dilakukan
dengan memenipulasi DNA yang ada pada mikroba, tanaman, atau hewan agar menjadi
mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat yang lebih baik sehingga apabila
disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik untuk masa depan. Contohnya,
ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai Muria, dan jagung Metro.
3. Analisa
Genetik
Proses ini mempelajari cirri atau sifat dan gen
makhluk hidup dari generasi ke generasi untuk mendapatkan sifat atau ciri yang
unggul serta interaksi antara gen dan lingkungan agr menghasilkan keturunan
yang baik.
4. Kultur
Jaringan
Kultur
jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau
bagian dari individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan
adalah dilakukan di luar individu yang bersangkutan. Karena itu teknik ini
sering kali disebut kultur in vitro, sebagai lawan dari in
vivo. Dikatakan in vitro (bahasa Latin, berarti
"di dalam kaca") karena jaringan dibiakkan di dalam tabunginkubasi atau cawan Petri dari kaca atau
material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan secara teoretis dapat
dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhanmaupun hewan (termasuk manusia) namun
masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu.
Selain itu, kultur jaringan diartikan juga sebagai
proses menumbuhkan atau memperbanyak jaringan hewan dan tanaman dari jaringan
atau selnya di dalam laboratorium tanpa mendapat gangguan dari organisme lain.
Proses ini dimanfaatkan untuk perbanyakan, produksi bahan-bahan kimia, dan
riset di bidang pengobatan. Contohnya kultur jaringan anggrek dan pisang.
Pelaksanaan
teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan
yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuhyang steril. Media adalah
tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung
kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan
jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media
tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa
padatan gel, seperti agar. Nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair
dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi.Teori ini mempercayai
bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak, karena
seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan adalah Pembuatan media, Inisiasi, Sterilisasi, Multiplikasi, Pengakaran, Aklimatisasi.
1.
Media merupakan
faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media
yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan
lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi,
baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan
yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.
2.
Inisiasi adalah
pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3.
Sterilisasi adalah
bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang
steril, yaitu dilaminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4.
Multiplikasi adalah
kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan
ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya
kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi
yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat
yang steril dengan suhu kamar.
5.
Pengakaran adalah
fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai
bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan
yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6.
Aklimatisasi adalah
kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan
hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
5. Rekombinasi
DNA
Proses transfer segmen DNA dari satu organisme ke DNA
organisme lain dinamakan rekombinasi DNA. Kedua organisme itu dapat saja tidak
memiliki hubungan atau kekerabatan. Contohnya, penyisipan gen manusia pada
bakteri Bacillus thuringiensis sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi
insulin.
Rekombinasi merupakan hasil teknologi atau rekombinasi
DNA di laboratorium. Dengan teknologi DNA dapat
diproduksi atau dibuat fragmen DNA tertentu. Enzim digunakan untuk
memotong fragmen DNA dan menempelkan fragmen DNA ke tempat yang diinginkan.Enzim
restriksi digunakan untuk memotong fragmen DNA menjadi fragmen-fragmen.
Sementara enzim DNA ligase menyambungkan antar fragmen DNA. Dengan
pemotongan dan penyambungan kembali bagian yang diinginkan dapat didesain
urutan DNA sesuai kode yang diinginkan atau gen yang diinginkan.
Gen dapat diklon dalam plasmid rekombinan, plasmid
buatan hasil rekombinasi. Plasmid adalah DNA sirkuler yang dimiliki
bakteri dapat bereplikasi dan diturunkan ketika sel bakteri membelah. Plasmid
diartikan juga sebagai salah satu vektor atau pembawa rekombinan gen atau
rekombinan DNA. Gen yang telah diklon dapat disimpan dalam pustaka genom
berupa plasmid rekombinan atau virus DNA rekombinan. Enzim reverse
transcriptase dapat membuat DNA dari RNA dan kemudian DNA hasilnya dapat diklon. Molekul
probe atau molekul penanda dapat digunakan untuk mengidentifikasi gen khusus
yang dibawa suatu DNA (gen) klon. Ada alat otomatik untuk membuat proses
sintesa DNA yang cepat dan mensekuens urutan DNA.
Metoda untuk menganalisa fragmen DNA hasil kerja enzim
restriksi dan mendeteksi perbedaan fragmen yang dihasilkan telah ada Metode PCR
dapat memperbanyak sampel DNA yang dituju. Rekayasa genetika pada sel
bakteria, yeast, tanaman, hewan digunakan untuk menghasilkan produk gen secara
massal. Kelebihan teknologi DNA atau rekayasa genetika menjadi penyebab
revolusi pada industri farmasi dan pengobatan manusia, bidang pertanian, dan
rekayasa genetika sudah sangat akrab, hewan transgenik dan pengembangan riset
masa kini. Kekurangan teknologi DNA membawa risiko, menimbulkan pertanyaan
etika yang penting.
6. Analisis DNA
Proses reaksi rantai polymerase sehingga dapat membuat
kopi (salinan) dari DNA. Proses ini berguna untuk memetakan DNA sehingga dapat
diketahui dengan pasti DNA dari satu organisme untuk menentukan genetik
keturunannya. Teknik ini biasanya digunakan untuk mendapatkan atau mengenali
DNA dari korban – korban kecelakaan yang sulit diidentifikasi oleh tim
forensik.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi,virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi,genetika, kimia, matematika,
dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Beberapa
teknologi yang mendasari Bioteknologi adalah:
a.
Teknologi
Antibodi Monoklonal (TAM)
TAM menggunakan
sel-sel sistem imunitas yang disebut antibodi. Dengan mengetahui cara kerja
antibodi, maka kita dapat memanfaatkannya untuk keperluan deteksi, kuantitasi
dan lokalisasi. TAM saat ini telah digunakan untuk deteksi kehamilan, alat
diagnosis berbagai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.
b.
Teknologi
Bioproses
Teknologi
bioproses menggunakan sel-sel hidup atau komponen mekanisme biokimia untuk
mensintesis, menguraikan atau membebaskan energi. Termasuk teknologi bioproses
adalah fermentasi dan biodegradasi.
c.
Teknologi
Sel dan Kultur Jaringan
Teknologi sel
dan kultur jaringan adalah teknologi yang memungkinkan kita menumbuhkan sel
atau jaringan dalam nutrien yang sesuai di laboratorium. Teknologi ini dapat
dilakukan pada tanaman maupun hewan.
d.
Teknologi
Biosensor
Teknologi
biosensor merupakan gabungan antara biologi molekuler dan mikroelektronika.
Teknologi biosensor dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti pengukuran
derajat kesegaran suatu bahan pangan, memonitor suatu proses industri, atau
mendeteksi senyawa yang terdapat dalam jumlah kecil di dalam darah.
e.
Rekayasa
Genetika
Rekayasa
genetika atau teknologi DNA rekombinan merupakan tulang punggung dan pemicu
lahirnya bioteknologi molekuler. DNA rekombinan dikonstruksi dengan
menggabungkan materi genetik dari dua atau lebih sumber yang berbeda atau
melakukan perubahan secara terarah pada suatu materi genetik tertentu. Rekayasa
genetik merupakan usaha manusia mencari varietas atau galur yang paling sesuai.
f.
Teknologi
Rekayasa Protein
Teknologi
rekayasa protein sering digunakan bersamaan dengan rekayasa genetika untuk
meningkatkan profil atau kinerja suatu protein dan untuk mengkonstruksi protein
baru yang secara alami tidak ada. Dengan teknologi rekayasa protein kita dapat
meningkatkan daya katalisis suatu enzim, sehingga dapat lebih produktif pada
kondisi proses-proses industri.
1.3.3 PERANAN JAMUR DALAM BIOTEKNOLOGI
1. Rhizopus
oryzae dan Rhizopus oligosporus : pembuatan tempe
2. Rhizopus nigricans : menghasilkan asam fumarat
3. Mucor mucendo : terdapat pada roti dan kotoran hewan
4. Mucor javanicus : pada ragi tape dan mengubah tepung menjadi gula
5. Clamydomucor oryzae : pada ragi tape dan memecah protein menjadi lemak
6. Saccaromyces cerevicae : pembuatan tape dan roti
7. Saccaromyces ellipsoids : memfermentasikan anggur
8. Sacceromyces tuac : mengubah nira menjadi tuac
9. Penicillium notatum & Penicillium chrysogenum : penghasil antibiotik penisilin
10. Penicillium camemberti & Penicillium roquerforti : penurun kadar kasein pd keju
11. Aspergillus wentii : pembuatan kecap, sake, tauco
12. Aspergillus flavus : penghasil racun aflatoksin (penyebab kanker)
13. Aspergillus niger : menjernihkan sari buah
14. Aspergillus oryzae : pembuatan tape dari ubi kayu, sake dari nasi
15. Neurospora crassa : pembuatan oncom & penelitian mutasi gen pada jamur
16. Trichoderma rassei : penghasil enzim selulosa (bahan protein sel tunggal)
2. Rhizopus nigricans : menghasilkan asam fumarat
3. Mucor mucendo : terdapat pada roti dan kotoran hewan
4. Mucor javanicus : pada ragi tape dan mengubah tepung menjadi gula
5. Clamydomucor oryzae : pada ragi tape dan memecah protein menjadi lemak
6. Saccaromyces cerevicae : pembuatan tape dan roti
7. Saccaromyces ellipsoids : memfermentasikan anggur
8. Sacceromyces tuac : mengubah nira menjadi tuac
9. Penicillium notatum & Penicillium chrysogenum : penghasil antibiotik penisilin
10. Penicillium camemberti & Penicillium roquerforti : penurun kadar kasein pd keju
11. Aspergillus wentii : pembuatan kecap, sake, tauco
12. Aspergillus flavus : penghasil racun aflatoksin (penyebab kanker)
13. Aspergillus niger : menjernihkan sari buah
14. Aspergillus oryzae : pembuatan tape dari ubi kayu, sake dari nasi
15. Neurospora crassa : pembuatan oncom & penelitian mutasi gen pada jamur
16. Trichoderma rassei : penghasil enzim selulosa (bahan protein sel tunggal)
1.4
BUDIDAYA JAMUR
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment