Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang
terdiri atas sel neuron yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ,
membentuk atau menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Sistem
saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan
sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar
atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan
tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari
satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan
sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap
neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf
ini berisi plasma sel.
Pada bagian luar akson terdapat
lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel
pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma.
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson
yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun dari
berjuta-juta sel saraf.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel
saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah
menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah
mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga
sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan
berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel
saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi
lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam
satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul
membentuk ganglion atau simpul saraf.
Pada tingkat yang paling dasar,
fungsi sistem saraf adalah untuk mengirim sinyal dari satu sel kepada orang
lain, atau dari satu bagian tubuh kepada orang lain. Ada dua cara dasar bahwa
sebuah sel dapat mengirimkan sinyal ke sel lain. Yang paling sederhana adalah
dengan melepaskan zat kimia yang disebut hormon ke sirkulasi internal, sehingga
mereka dapat menyebar ke tempat yang jauh. Berbeda dengan ini “siaran” mode
dari sinyal, sistem saraf menyediakan “point-to-point” sinyal-proyek neuron
akson mereka ke wilayah sasaran spesifik dan membuat hubungan sinaptik dengan
sel target tertentu. Dengan demikian, sinyal saraf mampu yang jauh lebih tinggi
daripada hormon kekhususan pensinyalan. Hal ini juga lebih cepat: sinyal saraf
tercepat perjalanan dengan kecepatan yang melebihi 100 meter per detik.
Pada tingkat
yang lebih integratif, fungsi utama dari sistem saraf adalah untuk mengontrol tubuh.
Hal ini dilakukan dengan penggalian informasi dari lingkungan menggunakan
reseptor sensorik, mengirimkan sinyal yang menyandikan informasi ini ke dalam
sistem saraf pusat, pengolahan informasi untuk menentukan respon yang tepat,
dan mengirim sinyal keluaran ke otot atau kelenjar untuk mengaktifkan respon.
Evolusi sistem saraf yang kompleks telah memungkinkan untuk berbagai spesies
hewan mempunyai kemampuan persepsi maju seperti visi, interaksi sosial yang
kompleks, cepat koordinasi sistem organ, dan terpadu pengolahan sinyal
bersamaan. Pada manusia, kecanggihan sistem saraf memungkinkan untuk memiliki
bahasa, representasi dari konsep-konsep abstrak, transmisi budaya, dan banyak
fitur lain dari masyarakat manusia yang tidak akan ada tanpa otak manusia.
Komponen utama dalam sistem saraf
adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron memainkan peranan
penting dalam koordinasi.
a. Neuron, Neuron atau sel saraf yaitu
merupakan sel yang terpanjang yang dimilki oleh tubuh manusia dan bertugas
untuk menerima dan menghantarkan impuls ke tempat yang dituju. Selain itu juga
sel neuron mempunyai kemampuan untuk menanggapi impuls yang mengenainya untuk
disampaikan pada efektor. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di
dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam
serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang.
Sebaliknya, dendrit pendek.
Nodus Ranvier adalah bagian atau
titik pada akson yang tidak terbungkus selubung mielin. Nodus Ranvier memiliki
diameter sekitar 1 mikrometer. Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson
dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus secara keseluruhan, dan
yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier. Selubung Mielin adalah lapisan
phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron. Sel Schwann mengsuplai
mielin untuk neuron periferal, dimana oligodendrosit mengsuplai ke sistem saraf
pusat. Mielin merupakan karakteristik dari vertebrata (gnathostome), tetapi
juga diangkat oleh evolusi pararel beberapa invertebrata.
Fungsi neuron : menghantarkan impuls
saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral) Impuls neuron bersifat listrik
disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft
sinaptik).Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung
akson disebut neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls.
Macam-macam sel neuron
a) Berdasarkan
fungsinya/jenisnya
1. Saraf
sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Saraf
motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari SSP
ke efektor.
3. Saraf
asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan antara neuorn sensorik
satu dengan neuron motorik yang lain. Berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi
neuron ajustor yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dengan neuron
motorik di dalam Sistem Saraf Pusat (SSP). Selain itu ada juga neuron konektor
yang secara umum menghubungkan antara satu sel neuron dengan sel neuron yang
lain.
b) Berdasarkan
strukturnya
1. Neuron
unipolar (neuron berkutub satu) yaitu neuron yang memiliki satu buah axon yang
bercabang.
2. Neuron
bipolar (neuron berkutub dua) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan satu
dendrite.
3. Neuron
multipolar (neuron berkutub banyak) yaitu neuron yang memiliki satu axon dan
sejumlah dendrite.
Komunikasi antar sel saraf adalah melalui
penghantaran impuls. Hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yg
lain disebut Sinapsis. Biasanya terjadi di ujung percabangan axon dengan ujung
dendrite neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan neuron yang lain
disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah
terjadi loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion
negatif. Di dalam celah sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang
satu dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan
asetilkolin pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat
penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai
pengirim (neurotransmitter/neurohumor). Muatan listrik yang terjadi dalam satu
axon akan memiliki muatan listrik yang berbeda antara lapisan luar dan lapisan
dalam axon.
Polarisasi yaitu keadaan istirahat
pada sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif dibagian luar dan
muatan listrik negative di bagian dalam. Keadaan ini merupakan keadaan sel
neuron yang tidak menerima impuls/tidak adanya implus yang masuk.
- Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif di bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian luar. Keadaan ini merupakan keadaan sel neuron yang mendapatkan impuls atau menerima implus.
- Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan muatan listrik positif di bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian luar. Keadaan ini merupakan keadaan sel neuron yang mendapatkan impuls atau menerima implus.
b. Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks
jaringan penunjang khusus, fungsi neuroglia diantaranya adalah memberi nutrisi
pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendroglia mikroglia, dan sel schwan.
a)
Mikroglia
adalah tipe dari sel glial yang
merupakan sel imun pada sistem saraf pusat. Mikroglia, sel glial terkecil dapat
juga beraksi sebagai fagosit, membersihkan debris sistem saraf pusat. Mikroglia
adalah sepupu dekat sel fagosit lainnya, termasuk makrofaga dan sel dendritik.
Mikroglia memainkan beberapa peran penting dalam melindungi sistem saraf.
b) Astrosit
atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang ada di
dekatnya serta berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial
biolelektrik. Astrosit dibedakan atas:
1. Astrosit
dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di
substansia putih.
2. Astrosit
protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi
kelabu.
Badan sel Astrosit berbentuk bintang
dengan banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki
‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.
c) Oligodendrosit
merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin dalam SSP. Sel ini
mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut
akson sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit, oligodendrosit
mempunyai badan sel yang relatif lebih kecil.
d) Sel Schwann
sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk mielin dan
neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus yang dibentuk
oleh sel–sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron dalam SST, baik yang
bermielin maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan struktur penyokong dan
pelindung bagi serabut akson.
Walaupun neuroglia secara struktur
menyerupai neuron, tetapi neuroglia tidak dapat menghantarkan impuls saraf,
suatu fungsi yang merupakan bagian yang paling berkembang pada neuron.
Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan kemampuan
untuk melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron, khususnya
neuron dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor–tumor otak adalah
Gliomas atau tumor yang berasal dari sel–sel glia.
Neuron dan Synapsis
Sebagian besar neuron mengirim sinyal melalui akson
mereka, meskipun beberapa jenis mampu dendrit-ke-dendrit komunikasi. Neural
menyebarkan sinyal di sepanjang akson dalam bentuk gelombang elektrokimia
tindakan yang disebut potensi, yang menghasilkan sel-sel untuk sinyal pada
titik-titik di mana akson terminal sinaptik membuat kontak dengan sel lain.
Sinaps dapat
listrik atau kimia. Sinaps listrik membuat sambungan listrik langsung antara
neuron, tapi sinaps kimia jauh lebih umum, dan jauh lebih beragam fungsi. Pada
sinaps kimia, sel yang mengirim sinyal disebut presynaptic, dan sel yang
menerima sinyal disebut pasca-sinaptik. Baik presynaptic dan daerah
pasca-sinaptik penuh mesin molekuler yang melaksanakan proses sinyal. Presynaptic
daerah yang berisi sejumlah besar kapal kecil berbentuk bola yang disebut
vesikula sinapsis, neurotransmiter dikemas dengan bahan kimia. Ketika terminal
presynaptic elektrik dirangsang, molekul array tertanam dalam membran
diaktifkan, dan menyebabkan isi vesikula akan dilepaskan ke ruang sempit antara
presynaptic dan pasca-sinaptik membran, yang disebut celah sinaptik.
Neurotransmitter kemudian mengikat reseptor pasca-sinaptik tertanam dalam
membran, menyebabkan mereka untuk memasukkan negara diaktifkan. Tergantung pada
jenis reseptor, efek yang dihasilkan pada sel pasca-sinaptik mungkin rangsang,
penghambatan, atau modulatory dalam cara yang lebih kompleks. Misalnya,
pelepasan neurotransmitter asetilkolin di kontak sinaptik antara motor neuron
dan sel otot yang cepat menginduksi kontraksi sel otot. Seluruh proses
transmisi sinaptik hanya membutuhkan waktu sepersekian milidetik, meskipun efek
pada pasca-sinaptik sel akan bertahan lebih lama lagi (bahkan tanpa batas
waktu, dalam kasus di mana sinyal sinaptik mengarah pada pembentukan sebuah
jejak memori).
Sirkuit Neural dan System
Dasar fungsi
saraf mengirimkan sinyal ke sel lain mencakup kemampuan untuk bertukar sinyal
neuron satu sama lain. Jaringan dibentuk oleh kelompok-kelompok yang saling
berhubungan neuron mampu berbagai fungsi, termasuk fitur deteksi, pola
generasi, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan batas-batas
untuk jenis-jenis informasi pengolahan yang dapat dilakukan oleh jaringan
saraf: Warren McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943 menunjukkan bahwa
bahkan terbentuk dari jaringan yang sangat disederhanakan abstraksi matematis
dari neuron mampu komputasi universal. Mengingat bahwa setiap neuron dapat
menghasilkan pola-pola temporal kompleks aktivitas semua sendiri, kisaran
kemampuan bahkan mungkin bagi kelompok-kelompok kecil neuron yang saling
berhubungan saat ini berada di luar pemahaman.
Secara historis, selama bertahun-tahun pandangan
yang dominan fungsi sistem saraf sebagai stimulus-respons associator. Dalam
konsepsi ini, saraf pengolahan dimulai dengan rangsangan indra yang
mengaktifkan neuron, menghasilkan menyebarkan sinyal yang melalui rantai
koneksi di saraf tulang belakang dan otak, akhirnya menimbulkan aktivasi motor
neuron dan dengan demikian kontraksi otot, yaitu tanggapan terbuka. Descartes
percaya bahwa semua perilaku binatang, dan sebagian besar perilaku manusia,
dapat dijelaskan dalam hal stimulus-respon sirkuit, meskipun ia juga percaya
bahwa fungsi kognitif yang lebih tinggi seperti bahasa itu tidak mampu
dijelaskan secara mekanis. Charles Sherrington, 1906 berpengaruh dalam buku The
Integratif Aksi dari Nervous System, mengembangkan konsep mekanisme
stimulus-respon lebih detail, dan Behaviorisme, sekolah pemikiran yang
mendominasi Psikologi melalui pertengahan abad ke-20 , berusaha untuk
menjelaskan setiap aspek perilaku manusia dalam hal stimulus-respon.
Refleks dan stimulus-respon lainnya
sirkuit
Jenis yang
paling sederhana adalah rangkaian saraf refleks busur, yang dimulai dengan
input sensorik dan berakhir dengan sebuah motor keluaran, melewati deretan
neuron di antara keduanya. Sebagai contoh, perhatikan “refleks penarikan”
menyebabkan tangan untuk menyentak kembali setelah kompor panas disentuh.
Rangkaian yang dimulai dengan reseptor sensorik di kulit yang diaktifkan oleh
panas tingkat berbahaya: suatu bentuk khusus dari struktur molekul yang
tertanam di dalam membran menyebabkan panas untuk menghasilkan medan listrik melintasi
membran. Jika perubahan potensial listrik cukup besar, hal itu membangkitkan
potensial aksi, yang ditularkan sepanjang akson dari sel reseptor, ke sumsum
tulang belakang. Ada rangsang akson sinaptik membuat kontak dengan sel lain,
yang sebagian proyek untuk daerah yang sama dari sumsum tulang belakang, yang
lain memproyeksikan ke otak. Satu sasaran adalah serangkaian proyek yang
interneurons tulang belakang untuk motor neuron mengendalikan otot lengan.
Interneurons merangsang para motor neuron, dan jika eksitasi cukup kuat,
beberapa motor neuron tindakan menghasilkan potensi, yang melakukan perjalanan
ke akson mereka ke titik di mana mereka membuat kontak sinaptik rangsang dengan
sel-sel otot. Rangsang sinyal yang menginduksi kontraksi sel otot, yang menyebabkan
sudut sendi di lengan untuk mengubah, menarik tanganku.
Pada
kenyataannya, skema straightfoward ini tunduk pada berbagai komplikasi.
Walaupun untuk refleks sederhana ada jalan pendek dari sensorik saraf neuron ke
motor neuron, juga terdapat di dekatnya neuron yang berpartisipasi dalam
rangkaian dan memodulasi respon. Selain itu, ada proyeksi dari otak ke sumsum
tulang belakang yang mampu meningkatkan atau menghambat refleks.
Mekanisme Penghantaran Impuls
Sistem saraf terdiri atas sel-sel
saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel Schwann). Kedua sel
tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem
saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan medula spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen
sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi
telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon.
Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna
vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf
tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai
darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria
vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan
beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya
melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis
interna.
Membran plasma dan selubung sel
membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu
melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat
(keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju
cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+
jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar
(efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+.
Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat
diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif
daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat
(resting potential).
Bila sel saraf dirangsang oleh
listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada
permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran
plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami
depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas
disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar
5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan
diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai
mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls
saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi
lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat
dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan
menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke
dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel.
Syaraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan
mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan
dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Otak dibagi menjadi tiga bagian
yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian daerah ini tampak
nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia dewasa
terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah:
1. Otak Besar
Otak besar mengisi penuh bagian
depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer)
besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan
bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan,
sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak besar merupakan saraf
pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu
kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya
khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Otak besar merupakan sumber
dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada
juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak
di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya
bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
Setiap aktivitas akan dikendalikan
oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan
dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun
mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan
pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain
sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa
sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran..
2. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup
kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah berperan dalam pusat
pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan pupil
mata.
3. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah
lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan permukaannya
berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan
Varol (pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan
(medula oblongata). Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan,
koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan,
medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai pusat
pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah,
suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan
mata berkedip.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di
dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata
memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis
centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi
sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke
otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung
terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Syaraf Tepi
Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf
Perifer) Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa
impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan cara kerjanya
sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : Sistem saraf sadar, Yaitu
sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau
dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar
dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (kranial) dan sistem
saraf tulang belakang (spinal). Sistem saraf tepi berfungsi menyampaikan
informasi ke dan dari pusat pengatur. Sistem saraf tepi pada dasarnya terdiri
dari lanjutan sel saraf. Sel-sel saraf ini berfungsi membawa impuls saraf atau
rangsang saraf menuju dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan impuls saraf yang
dibawa, sistem saraf tepi dibedakan menjadi:
a) Sistem saraf aferen, membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
b) Sistem saraf eferen, membawa impuls saraf pusat ke efektor.
a) Sistem saraf aferen, membawa impuls saraf dari reseptor ke susunan saraf pusat.
b) Sistem saraf eferen, membawa impuls saraf pusat ke efektor.
Sistem saraf tak sadar.
Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua yaitu: saraf
simpatik dan saraf parasimpatik.
Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga
saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem
saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf
otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ
dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos
sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya,
sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki
serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut
pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang
keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa
susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah
ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut
pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan
parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan
sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan
saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik mempercepat denyut jantung,
memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter
pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan
kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung,
mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh
arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010,
Sistem Saraf Pada Manusia,
Dimas, 2011, Sistem Saraf Manusia,
Priastana, Andika, 2011, Anatomi Fisiologi Sistem Saraf,
Dimas, 2011, Sistem Saraf Manusia,
Priastana, Andika, 2011, Anatomi Fisiologi Sistem Saraf,
No comments:
Post a Comment