Search This Blog

Tuesday, September 17, 2019

soal mikologi jamur



SOAL MIKOLOGI
 
Isilah jawaban dibawah ini dengan baik dan benar..
1.      Cabang ilmu yang mempelajari tentang jamur (fungi) ada juga orang-orang yang menyebutnya cendawan adalah...
a.       Virologi
b.      Fisiologi
c.       Mamalogi
d.      Fungilogi
e.       Mikologi
2.      Kajian  yang dipelajari dalam  mikologi diantaranya adalah...
a.      Taksonomi jamur, Fisiologi jamur, Bioteknologi jamur dan Budidaya jamur
b.      Fisiologi jamur, Bioteknologi jamur, Budidaya jamur dan Struktur jamur
c.       Fisiologi jamur, Bioteknologi jamur, Budidaya jamur dan Anatomi jamur
d.      Taksonomi jamur, Fisiologi jamur, Bioteknologi jamur dan Anatomi jamur
e.       Taksonomi jamur, Fisiologi jamur, Bioteknologi jamur dan Struktur jamur
3.      Jamur diklasifikasikan menjadi empat divisi berdasarkan reproduksinya diantaranya yaitu...
a.       Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota dan Oomycota
b.      Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota dan Deuteromycota
c.       Basidiomycota, Zygomycota, Deuteromycota dan Ascomicotina
d.      Basidiomycota, Zygomycota, Deuteromycota dan Askus
e.       Basidiomycota, Zygomycota, Deuteromycota dan Spora
4.      Berikut ini yang bukan contoh jamur ascomycota adalah..
a.       Neurospora sitophila 
b.      Neurospora crassa.
c.       Pleurotus
d.      antibiotik penisilin
e.        Aspergillus wentii
5.      Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif merupakan salah satu ciri-ciri dari jamur divisi...
a.       Zygomycota
b.      Oomycota
c.       Basidiomycota
d.      Deuteromycota
e.       Ascomycota
6.      Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota antara lain sebagai berikut..
a.      Multiseluler,makrokopis, saprofit, hifa bersekat
b.      Uniseluler,makrokopis, saprofit, hifa bersekat
c.       Multiseluler,mikrokopis, saprofit, hifa bersekat
d.      Uniseluler,makrokopis, saprofit, hifa tidak bersekat
e.       Uniseluler,mikrokopis, saprofit, hifa bersekat
7.      Jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya adalah ..
a.       Jamur Ascomycota
b.      Jamur Zygomycota
c.       Jamur Deuteromycota
d.      Jamur Basidiomycota
e.       Jamur Oomycota
8.      Penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia adalah pengertian dari..
a.       biokimia
b.      bioteknologi
c.       biologi
d.      bioremediasi
e.       biodegradasi
9.      Aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain adalah pengertian dari..
a.      Rekayasa genetika
b.      Rekayasa organisme
c.       Rekayasa gen
d.      Rekayasa sel
e.       Rekayasa organel
10.   Beberapa proses seperti fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan, rekombinasi DNA, dan analisa DNA. Peryantaan tersebut merupakan masuk dalam prinsip-prinsip ...
a.      Prinsip dasar bioteknologi
b.      Prinsip dasar kultur
c.       Prinsip dasar rekayasa
d.      Prinsip dasar pengolahan
e.       Prinsip dasar analisis DNA




Tuesday, August 27, 2019

PLASMA DARAH


Fungsi, Pengertian dan Komponen Plasma Darah (Cairan Darah)
 
Pengertian Plasma Darah (Cairan Darah)
Saat darah didiamkan akan terbentuk dua lapisan, plasma darah dan sel sel darah. Di artikel sebelumnya telah dibahas mengenai lapisan bawah yang terdiri atas sel-sel darah. Kini akan dibahas mengenai lapisan atas yang berupa plasma darah ( cairan darah ). Plasma darah ini mengandung berbagai macam zat organik, anorganik, dan air.


Komponen Penyusun Plasma Darah
Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut.
1) Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida, asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.
2) Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.
3) Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:
a) Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.
b) Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan komponen pembentuk zat antibodi.
c) Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.
4) Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.
5) O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.

Fungsi Plasma Darah

Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.

Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Aglutinin : menggumpalkan antigen.
2) Presipitin : mengendapkan antigen.
3) Antitoksin : menetralkan racun.
4) Lisin : menguraikan antigen.
Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama aglutinogen, sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan aglutinin. Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan). Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner (1868–1943) dan Donath.

Di dalam darah terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dalam darah, Landsteiner membagi empat macam golongan darah, yaitu darah golongan A, B, AB, dan O. Sistem penggolongan darah ini dinamakan sistem ABO.

PERBANDINGAN LARUTAN, KOLOID DAN SUSPENSI



Sistem koloid berhubungan dengan proses – prose di alam yang mencakup berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh. Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses – proses dalam sel melibatkan sitem koloid. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/ tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa dikonsumsi oleh orang mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Kesemuanya merupakan contoh koloid.
Udara mengandung juga sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak). Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya warna merah merupakan sistem koloid.



Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut, contohnya larutan gula dan hujan. Sedangkan campuran heterogen sendiri adalah campuran yeng memiliki sifat tidak sama pada setiap bagian campuran, contohnya air dan minyak, kemudian pasir dan semen.
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut dinamakan juga dengan fasa terdispersi atau solut, sedangkan zat pelarut disebut dengan fasa pendispersi atau solvent. Contohnya larutan gula atau larutan garam. Suspensi adalah campuran heterogen yang terdiri dari partikel – partikel kecil padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair atau gas. Misalnya, tepung beras dilarutkan dalam air dan dikocok dengan kuat; Apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, campuran tersebut akan mengendap ke bawah.

 Perbandingan antara larutan, koloid, dan suspensi 
Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Contoh:
larutan gula dalam air
Contoh:
Campuran susu dengan air
Contoh:
Campuran tepung terigu dengan air
  1. Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
  2. semua partikelnya berdimensi (panjang, lebar atau tebal) kurang dari 1 nm
  3. Satu fase
  4. Stabil
  5. Tidak dapat disaring
  6. Jernih
  7. tidak memisah jika didiamkan
  1. Secara makroskopis bersifat homogen tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
  2. Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
  3. dua fase
  4. Pada umumnya stabil
  5. tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
  6. tidak jernih
  7. tidak memisah jika didiamkan
  1. heterogen
  2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nm
  3. dua fase
  4. tidak stabil
  5. dapat disaring
  6. tidak jernih
  7. memisah jika didiamkan





CONTOH Makalah Asosiasi antara dua jenis



PENDAHULUAN 
 
 
1.1 latar belakang 
Pada dasarnya pada praktikum ekologi ini bertujuan untuk menentukan adanya asosiasi dua jenis tumbuhan. Seperti yang kita ketahui keberadaan dua jenis tumbuhan bersama-sama (coexistence) secara berulang – ulang di banyak tempat dalam satu komunitas tumbuhan diduga adanya assosiasi diantara kedua jenis tumbuhan tersebut. Asosiasi ini dapat berupa kompetensi mutualisme, komensalisme dan lain lain. Untuk mengetahhui apakah benar ada sebuah asosiasi antara dua jenis tumbuhan  maka dilakukanlah praktikum ekologi untuk mengetahui adanya asosiasi antara dua jenis tumbuhan.
 
1.2 tujuan
Untuk menentukan adanya asosiasi antara dua jenis tumbuhan.
 
1.3 dasar teori
Keberadaan dua jenis tumbuhan yang sama (coexistence) secara berulang – ulang di banyak tempat dalam satu komunitas tumbuhan diduga adanya assosiasi diantara kedua jenis tumbuhan tersebut. Asosiasi ini dapat berupa kompetensi mutualisme, komensalisme dan lain lain. untuk mengetahui adanya asosiasi antara dua jenis tumbuhan atau tidak digunakan metode countigency 2x2.
 
Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah
Meteran, ajir, tali plastik, buku, pulpen dan penggaris.

Metode kerja
Dibuatlah sejumlah petak contoh pada areal vegetasi yang akan diamati. Dicatat setiap jenis – jenis tumbuhan yang akan diamai pada setiap petak contoh.




Data pengamatan
Jenis tumbuhan
Plot
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
B
15
-
8
-
12
-
-
-
-
-
C
2
1
-
3
-
-
-
-
-
-
D
1
-
3
-
-
-
2
-
-
-
E
-
4
-
-
-
-
-
-
4
3
F
-
3
-
-
-
-
-
8
1
5

Keterangan:
Jenis A : Urena lobata
Jenis B: Coplimenus
Jenis C: Leptapis
Jenis D: Piper Adutum
Jenis E: Harendong
Jenis F: Selaginela
Tabel interaksi
Jenis
Interaksi/asosiasi
Nilai x2
A-B
+
0.21
C-D
+
0.77
E-F
+
3.35
D-E
+
0.36
A-F
+
0.04

Pembahasan
Dari data pengamatan jenis tumbuhan mulai dari spesies A sampai dengan F yang kami amati dari 10 plot terdapat asosiasi diantara dua jenis tubuhan. Hal terseebut terlihat dari nilai hasil Xyang kami hitung. Hasil hitungan tersebut menunjukan terdapatnya asosiasi antara dua jenis tumbuhan tersebut. Pada jenis tumbuhan A-B  memiliki Xhitung 0,21 yang menunjukan tumbuhan A-B terdapat interaksi positif atau terdapat asosiasi.
Perhitungan A-B sebagai berikut :
X =  n ( (ad-bc) – (n/2) )/ (a+c) x (b+d) x (a+b) x (c+d)
      = 10 ( ( 1x7 – 0 ) – (10/2) )/ 1x9x3x7
      = 10 (7-5)/ 189
      =  40/189
         =  0,21
Xhitung < dari Xtabel 3,84 sehingga pada jenis tumbuhan A-B terdapat asosiasi dengan nilai Xhitung 0,21.
Pada jenis tumbuhan C-D memiliki X2  hitung 0,77 yang menunjukan bahwa pada tumbuhan A dan D terdapat interaksi sama seperti pada tanaman A-B.
X =  n ( (ad-bc) – (n/2) )/ (a+c) x (b+d) x (a+b) x (c+d)
      = 250/324 = 0,77

Kesimpulan
Dari ata pengamatan dan pembahasan dapat kita simpulkan bahwa pada jenis tumbuhan jenis A-F terdapat asosiasi. Hal tersebut diperkuat dengan terbuktinya nilai X2 hitung yang didapat dari hitungan antara dua jenis tumbuhan. Nilai X2 hitung yang lebih kecil dari X2 tabel menunjukan bahwa interaksi A-B, E-F, D-E A-F.  Terdapat asosiasi dengan nilai Xhitung < dari Xtabel 3,84.

Daftar pustaka
Odum, E. 1993. Dasar Dasar Ekologi. Gadjah Mada University. Yogyakarta

Buku Penuntun Praktikum Ekologi Universitas Pakuan Bogor.