BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Konservasi
diperuntukkan bagi pemanfaatan keanekaragaman kekayaanalam yang lestari. Salah
satu pemanfaatan sumber daya alam secara lestari dan berkesinambungan dapat dijumpai
dalam pengelolaan taman nasional. Sesuai dengan fungsinya, taman nasional didefinisikan
sebagai suatu kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan
system zonasi.
Taman
Nasional Gunung Halimun- Salak (TNGHS) sebagai salah satu kawasan pelestarian alam,
dituntut harus banyak berkiprah dalam mensukseskan pembangunan nasional khususnya
sektorkehutanan yang terkait dengan pelestarian alam. Taman Nasional Gunung Halimun
(TNGHS) yang luasnya mencapai sekitar
40.000 ha termasuk salah satu kawasan taman nasional hutan hujan tropika yang
terluas di Pulau Jawa (Takahashi, 1997). Lokasi TNGHS terletak pada ketinggian
500 sampai 2000 m dpl dan sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan vegetasihutan
pegunungan yang masih asli dengan keanekeragaman jenis floranya yang cukup tinggi.
Van Steenis (1972), salah seorang ahli botani yang pernah
menerbitkan flora malesiana, membagi zonasi vegetasi berdasarkan ketinggian
dari permukaan laut, yaitu : Zona Collin pada ketinggian antara 500-1.000 m
dpl. Zona Sub Montana pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl dan Zona Montana pada
ketinggian diatas 1.500-2.400 m dpl.
Pada setiap ketinggian terebut mempunyai beberapa ciri
khas terutama menyangkut keanekaragaman jenis tumbuhan, yang diperkirakan di
TNGHS terdapat lebih dari 1.000 jenis tumbuhan, dimana 845 jenis tumbuhan
tercatat sebagai tumbuhan berbunga. Seperti pada ketinggian 500-1.000 m dpl. di
TNGHS dapat dijumpai jenis-jenis: Rasamala (Altingia
excelsa), Puspa (Schima wallichii)
Saninten (Castanopsis javanica), Pada
ketinggian 1.000-1.500 m dpl. dapat dijumpai jenis-jenis: Acer laurinum, Ganitri (Elaeocarpus
ganitrus) Euriya acuminatissima,
Antidesma bunius, Ficus sp., Kayu putih (Cinnamomum sp.), Kileho (Saurauia
pendulai) dan Kimerak (Weinmannia
blumei) pada ketinggian ini dapat dijumpai pohon-pohon yang tinggi sampai
30-40 m dengan diameter 120 cm. Sedangkan pada ketinggian yang lebih rendah,
akan dijumpai pohon-pohon yang lebih tinggi lagi.
Demikian
selanjutnya pada ketinggian diatas 1.500 m dpl. di dominasi oleh jenis Jamuju (Dacycarpus imbricarpus) Kibima ( Podocarpus blumei) dan Kiputri ( Podocarpus neriifolius), jenis
menarik lainya adalah Hamirung (Vernonia
arborea) yang merupakan satu-satunya anggota suku Asteraceae yang berbentuk
pohon, jenis ini ditandai oleh adanya perbungaan yang majemuk.
Selain itu, di
TNGHS juga dijumpai beberapa liana diantaranya arbei hutan (Rubus rosaeiollius) yang merupakan
tumbuhan berduri berupa semak rendah, berbunga warna putih, dan buahnya
berwarna merah dapat dimakan segar, umum terdapat pada tempat agak terbuka,
ditepi hutan. Tercatat juga jenis kantung semar atau Nephenthes sp.
1.2 TujuanPenelitian
Adapun
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
1.3 ManfaatPenelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat menyadari potensi tumbuh-tumbuhan yang ada di Taman
NasionalGunungHalimun Salak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian etnobotani
Etnobotani menurut kamus besar bahasa
Indonesia adalah ilmu botani mengenai pemanfaatantumbuh-tumbuhan dalam keperluan
kehidupan sehari-hari dan adat suku bangsa. Etnobotani berasal daridua kata
yunani yaitu Ethnos dan botany. Etno berasal dari
kata ethnos yang berarti member ciri pada kelompok dari suatu populasi dengan latarbelakang
yang sama baik dari adat istiadat, karekteristik, bahasa dan sejarahnya,
sedangkan botani adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan. Dengan demikian
etnobotani berarti kajiani nteraksi antara manusia dengan tumbuhan atau dapat diartikan
sebagai studi mengenai pemanfaatan tumbuhan pada suatu budaya tertentu (Martin
1998).
Etnobotani adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mendalami tentang persepsi dan konsep si masyarakat tentang sumber daya nabati
di lingkungannya. Dalam hal ini adalah upaya untuk mempelajari kelompok masyarakat
dalam mengatur sistem pengetahua n anggotanya
menghadapi tetumbuhan dalam lingkungannya, yang digunakan tidak saja untuk keperluan
ekonom itetapi juga untuk keperluan spiritual dan nilai budaya lainnya. Dengan demikian
termasuk kedalamny aadalah pemanfaatan tumbuhan oleh penduduk setempat atau suku bangsa tertentu.Pemanfaatan yang
dimaksud disini adalah pemanfaatan baik sebagai bahan obat, sumber pangan, dan sumber
kebutuhan hidup manusia lainnya. Sedangkan disiplin ilmu lainnya yang terkait dalam
penelitian etnobotani adalah antara lain linguistik, anthropologi, sejarah,
pertanian, kedokteran, farmasi dan lingkungan (Suwahyono 1992).
2.2
Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan di TNGHS
Tabel 1
Nama Tumbuhan
|
Bagian yang dimanfaatkan
|
Fungsinya
|
Rasamala (Altingia excelsa)
|
·
Daun
·
Kayu
|
·
Sayur dan
lalap
·
Jembatan,
bantalan rel kereta api, lantai, perahu
|
Puspa (Schima wallichii)
|
kayu
|
pembuatan kertas
|
Saninten (Castanopsis javanica)
|
kayu
|
bangunan, lantai, papan, jembatan, bak kayu,
rangka pintu & jendela, genting
|
Acer laurinum
|
Getahnya
|
Gula,permen, dansirup
|
Ganitri (Elaeocarpusganitrus)
|
·
Kulit batang
·
daun
|
Sebagai
tonik (obat yang menguatkan danmerangsang selera makan),
Obat sakit kepala
|
Kayu putih (Cinnamomum sp.)
|
Daun
|
Pembuatan obat
minyak kayu putih
|
Ficus sp.
|
Daun
|
obatsakitsawananpadaanak-anak
|
Hamirung (Vernonia arborea)
|
Kulit batang
|
Obat sariawan
|
Arbei hutan (Rubus rosaeiollius)
|
·
Daun
·
Akar
|
·
Obat diare,
·
Obat wasir
|
Kantung semar
(Nephenthes sp.)
|
·
Kantung semar
|
Bungkus
makanan
|
2.3
Tumbuhan yang umum dimanfaatkan
· Potensi kantung semar.
Kantungsemarmemangbelum
sepopuler tanaman hias lainnya seperti anggrek, dan aglaonema. Namundari segi estetika, maka tanaman
Kantong Semar ini lama kelamaan banyak diminati para pencinta tanaman hias,saat
ini kepopuleran kantong semar sebagai tanaman hias yang unik semakin meningkat
seiring dengan minat masyarakat pecinta tanaman hias untuk menangkarkannya, apalagi bentuknya yang unik, warna
yang menarik, mudah tumbuh yang akan menambah koleksi tanaman hias langka
bagi para pencinta tanaman hias. Nepenthaceae ini sudah terkenal hingga
ke mancanegara. Bahkan di negara-negara seperti Australia, Eropa, Amerika,
Jepang, Malaysia, Thailand, dan Sri Lanka budidaya tanaman ini sudah berkembang
menjadi skala industri. Ironisnya, tanamanan pemakan serangga ini kebanyakan
jenisnya berasal dari Indonesia. Selain berpotensi sebagai tanaman hias,
kantong semar juga dapat digunakan sebagai obattradisional
Sementaraitu,
kandungan protein di dalam kantongnya berpotensi untuk pengembangan bertani
protein menggunakantanamanendemik Indonesia.Dalam penelitiannyabaru-baruini,
berhasilmengisolasi protein dalam cairan kantong atas dan kantong bawah dari N.
gymnamphora dari Taman Nasional Gunung Halimun. Dari masing-masing 800 ml
cairan yang dikumpulkan dari kantong, dapat dimurnikan protein sebanyak 1 ml.
Uji aktivitas terhadap protein yang telah dimurnikan menunjukkan bahwa protein
itu adalah enzim protease yang kemungkinan besar adalah Nepenthesin I
danNepenthesin II.
Masyarakat yangtinggal disekitar gunung halimun
salak telah lebih dulu memanfaatkan Kantong Semar
sebagai wadah untuk memasak nasi atau ketan (lemang), dan penggunaannya
digunakan turun temurun oleh nenek moyang mereka. Tetapi, mereka hanya
menggunakan jenis Kantong Semar yang populasinya masih banyak untuk dibikin
lemang, tentu ini menarik mereka belum mengerti kepunahan tumbuhan,
perlindungan tanaman namun mereka sudah melestarikan jenisNepenthes sp. tanpa mereka sadari. Inilah yang
kita sebut sebagai kearifan lokal, mereka percaya bahwa jika mereka menjaga
alam, maka alam akan menjaga mereka. Dengan adanya sifat kearifan lokal ini
mereka tidak akan memetik sembarangan tumbuhan di hutan, tetapi mereka melihat
dahulu bagaimana jumlahnya dan penyebarannya.Dahulu tanaman ini hanya dipandang sebagai
tanaman unik dan eksklusif, namun seiring dengan perkembangan zaman tanaman ini
lebih jauh dilirik orang karena manfaat yang dimiliki cukup banyak.Banyak
daerah-daerah tertentu meyakini bahwa air yang tersimpan dalam kantong dapat
dipakai sebagai obat pencegah ngompol bagi balita caranya yakni dengan
menuangkan sebahagian air diatas kepala bayi dan siasanya diminumkan ke
bayi tersebut. Juga beberapa daerah menyakini bahwa air dalam kantong akan
memperlancar proses persalinan ibu yang akan melahirkan, air yang digunakan
berasal dari kantong yang belum terbuka.Kantung semar juga dimanfaatkan sebagai
tumbuhan obat.Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat
batuk.Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar merupakan sumber air
yang layak minum PH-nya netral (6-7), tetapi air yang bias diminum adalah yang
berada dalam kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah
terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam. Jika kantong sudah
terbuka PH air didalamnya 3 dan rasanya menjadi masam.Batang kantong semar ini
bisa di gunakan sebagai pengganti taliuntukpengikatbarang.
Gambar 1. Kantung Semar
·
Potensi Arbei hutan
ü Obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai 10 gram buah
segar arbei, dicuci, kemudian dimakan sekaligus
ü Daunnya dimanfaatkan sebagai obat diare
ü dan akar arbei digunakan sebagai obat wasir atau
ambeyen.
ü Diduga dapat membantu melawan kanker
ü Mengobati maag ( buah dibuat jus lalu diminum)
ü Membantu melawan tifus
Kandungan kimia
- Saponin (glikosida yang
banyak ditemukan dalam tumbuhan)
- Favonoida (merupakan senyawa
kimia aktif yang telah berhasil diteliti, dikenal dengan nama silimarin
dari tumbuhan
- Silybum marianum L. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa silimarin dapat dipakai sebagai obat atau
perlindungan dari penyakit hati/anti hepatotoksik action)
- Polifenol (berfungsi sebagai
antioksidan)
- Memiliki sifat antioksidan
- Memiliki sifat antibakteri
- Vitamin C
Gambar 2. Arbei hutan
BAB III
BAHAN DAN
METODE
Metode yang dilakukan dalam pengambilan
data adalah survei eksploratif dan metode Participatory Rural Appraisal, yaitu
proses pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat
secara aktif dalam penelitian (Martin, 1995).
Keterlibatan masyarakat diperoleh melalui
wawancara dengan teknik wawancara semi struktural yang berpedoman pada daftar
pertanyaan seperti: nama tanaman, bagian yang dimanfaatkan, manfaatnya.
Setiap tumbuhan yang digunakan sebagai
bahan obat difoto. Jika ditemukan jenis tumbuhan yang tidak dapat di identifikasi
maka jenis tumbuhan tersebut dikirim ke Laboratorium Botani Bogor. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif yang dilakukan dalam dua bentuk pendekatan
yaitu pendekatan antropologi medikal dan pendekatan etnobotani medikal.
DAFTAR
PUSTAKA
Martin,
G.J. 1998. PenerjemahMaryati Mohamed. Ethnobotany, A People and Plants
Conservation Manual. London (UK): Chapman and Hall
Suwahyono,
N, Sudarsono B, Waluyo EB. 1992. Pengelolaan Data Etnobotani Indonesia. Prosiding
Seminar danLokakaryaNasionalEtnobotani I.
Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I Mandang, S.A.
Prawira, K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia2:
109113. BalitbangKehutananDephut. Bogor.
Heyne,
K. 1987. TumbuhanBerguna Indonesia, jil.3: 1367-1368.
Yay.SaranaWana Jaya, Jakarta. (sebagaiSchimabancanaMiq. danSchimaNoronhaeReinw.)
Adi Setiadi, 2006.-= NEPENTHES or Kantung Semar
=-Nepenthes Selayang Pandang tentang Nepenthes / Kantong Semar. 23 Pebruari
2008.
Martin, G.J., 1995.,
Ethnobotany : A ‘People and Plant’ Conservation Manual. Chapman and Hall,
London
No comments:
Post a Comment