Search This Blog

Tuesday, January 10, 2017

contoh Makalah ETNOBOTANI di Taman Nasional Gunung Halimun- Salak (TNGHS)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LatarBelakang

Konservasi diperuntukkan bagi pemanfaatan keanekaragaman kekayaanalam yang lestari. Salah satu pemanfaatan sumber daya alam secara lestari dan berkesinambungan dapat dijumpai dalam pengelolaan taman nasional. Sesuai dengan fungsinya, taman nasional didefinisikan sebagai suatu kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi.
Taman Nasional Gunung Halimun- Salak (TNGHS) sebagai salah satu kawasan pelestarian alam, dituntut harus banyak berkiprah dalam mensukseskan pembangunan nasional khususnya sektorkehutanan yang terkait dengan pelestarian alam. Taman Nasional Gunung Halimun (TNGHS) yang luasnya mencapai sekitar 40.000 ha termasuk salah satu kawasan taman nasional hutan hujan tropika yang terluas di Pulau Jawa (Takahashi, 1997). Lokasi TNGHS terletak pada ketinggian 500 sampai 2000 m dpl dan sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan vegetasihutan pegunungan yang masih asli dengan keanekeragaman jenis floranya yang cukup tinggi.
Van Steenis (1972), salah seorang ahli botani yang pernah menerbitkan flora malesiana, membagi zonasi vegetasi berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, yaitu : Zona Collin pada ketinggian antara 500-1.000 m dpl. Zona Sub Montana pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl dan Zona Montana pada ketinggian diatas 1.500-2.400 m dpl.
Pada setiap ketinggian terebut mempunyai beberapa ciri khas terutama menyangkut keanekaragaman jenis tumbuhan, yang diperkirakan di TNGHS terdapat lebih dari 1.000 jenis tumbuhan, dimana 845 jenis tumbuhan tercatat sebagai tumbuhan berbunga. Seperti pada ketinggian 500-1.000 m dpl. di TNGHS dapat dijumpai jenis-jenis: Rasamala (Altingia excelsa), Puspa (Schima wallichii) Saninten (Castanopsis javanica), Pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl. dapat dijumpai jenis-jenis: Acer laurinum, Ganitri (Elaeocarpus ganitrus) Euriya acuminatissima, Antidesma bunius, Ficus sp., Kayu putih (Cinnamomum sp.), Kileho (Saurauia pendulai) dan Kimerak (Weinmannia blumei) pada ketinggian ini dapat dijumpai pohon-pohon yang tinggi sampai 30-40 m dengan diameter 120 cm. Sedangkan pada ketinggian yang lebih rendah, akan dijumpai pohon-pohon yang lebih tinggi lagi.
Demikian selanjutnya pada ketinggian diatas 1.500 m dpl. di dominasi oleh jenis Jamuju (Dacycarpus imbricarpus) Kibima ( Podocarpus blumei) dan Kiputri ( Podocarpus neriifolius), jenis menarik lainya adalah Hamirung (Vernonia arborea) yang merupakan satu-satunya anggota suku Asteraceae yang berbentuk pohon, jenis ini ditandai oleh adanya perbungaan yang majemuk.
Selain itu, di TNGHS juga dijumpai beberapa liana diantaranya arbei hutan (Rubus rosaeiollius) yang merupakan tumbuhan berduri berupa semak rendah, berbunga warna putih, dan buahnya berwarna merah dapat dimakan segar, umum terdapat pada tempat agak terbuka, ditepi hutan. Tercatat juga jenis kantung semar atau Nephenthes sp.

1.2 TujuanPenelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh masyarakat di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

1.3     ManfaatPenelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat menyadari potensi tumbuh-tumbuhan yang ada di Taman NasionalGunungHalimun Salak.
                                                                                                       










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pengertian etnobotani
Etnobotani menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ilmu botani mengenai pemanfaatantumbuh-tumbuhan dalam keperluan kehidupan sehari-hari dan adat suku bangsa. Etnobotani berasal daridua kata yunani yaitu Ethnos dan botany. Etno berasal dari kata ethnos yang berarti member ciri pada kelompok dari suatu populasi dengan latarbelakang yang sama baik dari adat istiadat, karekteristik, bahasa dan sejarahnya, sedangkan botani adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan. Dengan demikian etnobotani berarti kajiani nteraksi antara manusia dengan tumbuhan atau dapat diartikan sebagai studi mengenai pemanfaatan tumbuhan pada suatu budaya tertentu (Martin 1998).
Etnobotani adalah cabang ilmu pengetahuan yang mendalami tentang persepsi dan konsep si masyarakat tentang sumber daya nabati di lingkungannya. Dalam hal ini adalah upaya untuk mempelajari kelompok masyarakat dalam  mengatur sistem pengetahua n anggotanya menghadapi tetumbuhan dalam lingkungannya, yang digunakan tidak saja untuk keperluan ekonom itetapi juga untuk keperluan spiritual dan nilai budaya lainnya. Dengan demikian termasuk kedalamny aadalah pemanfaatan tumbuhan oleh penduduk setempat atau  suku bangsa tertentu.Pemanfaatan yang dimaksud disini adalah pemanfaatan baik sebagai bahan obat, sumber pangan, dan sumber kebutuhan hidup manusia lainnya. Sedangkan disiplin ilmu lainnya yang terkait dalam penelitian etnobotani adalah antara lain linguistik, anthropologi, sejarah, pertanian, kedokteran, farmasi dan lingkungan (Suwahyono 1992).









2.2  Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan di TNGHS
Tabel 1
Nama Tumbuhan
Bagian yang dimanfaatkan
Fungsinya
Rasamala (Altingia excelsa)
·   Daun
·   Kayu
·         Sayur dan lalap
·         Jembatan, bantalan rel kereta api, lantai, perahu
Puspa (Schima wallichii)
kayu
pembuatan kertas
Saninten (Castanopsis javanica)
kayu
bangunan, lantai, papan, jembatan, bak kayu, rangka pintu & jendela, genting
Acer laurinum
Getahnya
Gula,permen, dansirup
Ganitri (Elaeocarpusganitrus)
·   Kulit batang
·   daun

Sebagai tonik (obat yang menguatkan danmerangsang selera makan),
Obat sakit kepala
Kayu putih (Cinnamomum sp.)
Daun
Pembuatan obat minyak kayu putih
Ficus sp.
Daun
obatsakitsawananpadaanak-anak
Hamirung (Vernonia arborea)
Kulit batang
Obat sariawan
Arbei hutan (Rubus rosaeiollius)
·         Daun
·         Akar
·   Obat diare,
·   Obat wasir
Kantung semar (Nephenthes sp.)
·         Kantung semar
Bungkus makanan







2.3  Tumbuhan yang umum dimanfaatkan
· Potensi kantung semar.
Kantungsemarmemangbelum sepopuler tanaman hias lainnya seperti anggrek, dan aglaonema. Namundari segi estetika, maka tanaman Kantong Semar ini lama kelamaan banyak diminati para pencinta tanaman hias,saat ini kepopuleran kantong semar sebagai tanaman hias yang unik semakin meningkat seiring dengan minat masyarakat pecinta tanaman hias untuk menangkarkannya, apalagi bentuknya yang unik, warna yang menarik, mudah tumbuh  yang akan menambah koleksi tanaman hias langka bagi para pencinta tanaman hias. Nepenthaceae ini sudah terkenal hingga ke mancanegara. Bahkan di negara-negara seperti Australia, Eropa, Amerika, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Sri Lanka budidaya tanaman ini sudah berkembang menjadi skala industri. Ironisnya, tanamanan pemakan serangga ini kebanyakan jenisnya berasal dari Indonesia. Selain berpotensi sebagai tanaman hias, kantong semar juga dapat digunakan sebagai obattradisional
Sementaraitu, kandungan protein di dalam kantongnya berpotensi untuk pengembangan bertani protein menggunakantanamanendemik Indonesia.Dalam penelitiannyabaru-baruini, berhasilmengisolasi protein dalam cairan kantong atas dan kantong bawah dari N. gymnamphora dari Taman Nasional Gunung Halimun. Dari masing-masing 800 ml cairan yang dikumpulkan dari kantong, dapat dimurnikan protein sebanyak 1 ml. Uji aktivitas terhadap protein yang telah dimurnikan menunjukkan bahwa protein itu adalah enzim protease yang kemungkinan besar adalah Nepenthesin I danNepenthesin II.
Masyarakat yangtinggal disekitar gunung halimun salak   telah lebih dulu memanfaatkan Kantong Semar sebagai wadah untuk memasak nasi atau ketan (lemang), dan penggunaannya digunakan turun temurun oleh nenek moyang mereka. Tetapi, mereka hanya menggunakan jenis Kantong Semar yang populasinya masih banyak untuk dibikin lemang, tentu ini menarik mereka belum mengerti kepunahan tumbuhan, perlindungan tanaman namun mereka sudah melestarikan jenisNepenthes sp. tanpa mereka sadari. Inilah yang kita sebut sebagai kearifan lokal, mereka percaya bahwa jika mereka menjaga alam, maka alam akan menjaga mereka. Dengan adanya sifat kearifan lokal ini mereka tidak akan memetik sembarangan tumbuhan di hutan, tetapi mereka melihat dahulu bagaimana jumlahnya dan penyebarannya.Dahulu tanaman ini hanya dipandang sebagai tanaman unik dan eksklusif, namun seiring dengan perkembangan zaman tanaman ini lebih jauh dilirik orang karena manfaat yang  dimiliki cukup banyak.Banyak daerah-daerah tertentu meyakini bahwa air yang tersimpan dalam kantong dapat dipakai sebagai obat pencegah ngompol bagi balita caranya yakni dengan  menuangkan  sebahagian air diatas kepala bayi dan siasanya diminumkan ke bayi tersebut. Juga beberapa daerah menyakini bahwa air dalam kantong akan memperlancar proses persalinan ibu yang akan melahirkan, air yang digunakan berasal dari kantong yang belum terbuka.Kantung semar juga dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar merupakan sumber air yang layak minum PH-nya netral (6-7), tetapi air yang bias diminum adalah yang berada dalam kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam. Jika kantong sudah terbuka PH air didalamnya 3 dan rasanya menjadi masam.Batang kantong semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti taliuntukpengikatbarang.

Gambar 1. Kantung Semar




·         Potensi Arbei hutan
ü  Obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai 10 gram buah segar arbei, dicuci, kemudian dimakan sekaligus
ü  Daunnya dimanfaatkan sebagai obat diare
ü dan akar arbei digunakan sebagai obat wasir atau ambeyen.
ü Diduga dapat membantu melawan kanker
ü Mengobati maag ( buah dibuat jus lalu diminum)
ü Membantu melawan tifus

Kandungan kimia
  • Saponin (glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan)
  • Favonoida (merupakan senyawa kimia aktif yang telah berhasil diteliti, dikenal dengan nama silimarin dari tumbuhan
  • Silybum marianum L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silimarin dapat dipakai sebagai obat atau perlindungan dari penyakit hati/anti hepatotoksik action)
  • Polifenol (berfungsi sebagai antioksidan)
  • Memiliki sifat antioksidan
  • Memiliki sifat antibakteri
  • Vitamin C
Top of Form

Gambar 2. Arbei hutan

BAB III
BAHAN DAN METODE


Metode yang dilakukan dalam pengambilan data adalah survei eksploratif dan metode Participatory Rural Appraisal, yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian (Martin, 1995).
Keterlibatan masyarakat diperoleh melalui wawancara dengan teknik wawancara semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan seperti: nama tanaman, bagian yang dimanfaatkan, manfaatnya.
Setiap tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat difoto. Jika ditemukan jenis tumbuhan yang tidak dapat di identifikasi maka jenis tumbuhan tersebut dikirim ke Laboratorium Botani Bogor. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang dilakukan dalam dua bentuk pendekatan yaitu pendekatan antropologi medikal dan pendekatan etnobotani medikal.






















DAFTAR PUSTAKA

Martin, G.J. 1998. PenerjemahMaryati Mohamed. Ethnobotany, A People and Plants Conservation Manual. London (UK): Chapman and Hall

Suwahyono, N, Sudarsono B, Waluyo EB. 1992. Pengelolaan Data Etnobotani Indonesia. Prosiding Seminar danLokakaryaNasionalEtnobotani I.

Martawijaya, A., I. Kartasujana, Y.I Mandang, S.A. Prawira, K. Kadir. 1989. Atlas Kayu Indonesia2: 109113. BalitbangKehutananDephut. Bogor.

Heyne, K. 1987. TumbuhanBerguna Indonesia, jil.3: 1367-1368. Yay.SaranaWana Jaya, Jakarta. (sebagaiSchimabancanaMiq. danSchimaNoronhaeReinw.)
Adi Setiadi, 2006.-= NEPENTHES or Kantung Semar =-Nepenthes Selayang Pandang tentang Nepenthes / Kantong Semar. 23 Pebruari 2008.
Martin, G.J., 1995., Ethnobotany : A ‘People and Plant’ Conservation Manual. Chapman and Hall, London

No comments:

Post a Comment