Search This Blog

Tuesday, January 17, 2017

Laporan praktikum peragaan hukum mendel



PERAGAAN MENDEL

JUDUL                       : Peragaan  mendel tentang perkawinan monohibrid dan dihibrid.

Dasar teori :
Menjelang akhir abad 19 Gregor  Johann Mendel seorang biarawan dari Austria melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Mendel selama bertahun-tahun melakukan percobaan, berhasil menemukan prinsip pewarisan sifat yang kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan Genetika.
Hasil penemuan mendel dengan melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman kacang ercis yang memiliki sifat beda (Monohibrid) yaitu galur murni tinggi dikawinkan dengan galur murni pendek mendel mendapatkan tanaman yang semuanya tinggi. Selanjutnya tanaman tinggi dari hasil persilangan ini dibiarkan menyerbukan sendiri ternyata keturunannya menghasilkan perbandingan tanaman tinggi terhadap pendek sebesar 3:1.
Secara skema percobaan mendel dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 
P                           Tinggi                          X                        Pendek
                              (TT)                                                        (tt)

Gamet                      T                                                             t
F1                                                           Tinggi (Tt)
Menyerbukan sendiri :     Tt                        X                           Tt
F2:
Diagram persilangan monohibrid untuk sifat tinggi tanaman.
                                       Gamet jantan
Gamet betina
T
t
T
TT
Tt
t
Tt
tt

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa pewarisan sifat ditentukan oleh pewarisan materi tertentu yang dalam contoh dilambangkan dengan T atau t. Mendel menyebutkan materi yang diwariskan ini sebagai faktor keturunan (herediter) yang pada perkembangan berikutnya sampai sekarang dinamakan gen.
Faktor berikut diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam individu tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat yang kemudian dikenal dengan istilah sepasang (dua) alel: satu faktor dari tetua jantan dan satu faktor lagi dari tatua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat pembentukan gamet atau pada saat persilangan. Setiap faktor dapat terpisah kembali. Secara bevas (disegregasi). Sebagai contoh indiidu TT akan membentuk gamet T dan individu tt akan membentuk gamet t. peristiwa ini disebut dengan HUKUM SEGREGASI ATAU UKUM MENDEL 1.

Tujuan :
Dapat menjelaskan prinsip dan hukum segregasi
Dapat menjelaskan perpaduan gamet (pembuahan) suatu kejadian acak.
Dapat membuat pola diagram pewarisan dan menunjukan perbandingan segregasi monohibrid dan dihibrid pada F2 hukum mendel.

Bahan dan alat

50 buah kancing baju warna merah
50 buah kancing baju warna hitam
Dua buah kotak perkawinan


Untuk membuktikan hasil percobaansesuai hukum mendel menggunakan Chisquare
X:  d2/e à (o-e)2/e

Hasil persilangan monohibrid


Sumber: Buku praktikum Unpak


Thursday, January 12, 2017

POWERPOINT ORDO KARNIVORA


 MATA KULIAH MAMALOGI

ORDO KARNIVORA









































teori ketidakpastian


FISIKA DASAR


Bab I 

Pendahuluan

1.1 tujuan percobaan

1. mempelajari dan menggunakan alat alat ukur

2. menentukan volume dan massa jenis zat padat

3. menggunakan teori ketidakpastian

1.2 dasar teori 

dalam pengukuran benda padat dapat dilakukan dengan menghitung panjang, lebar, tinggi benda yang akan kita ukur. Apa itu luas benda, volume benda, atau pun keliling benda.kita dapat mengghitung benda pada dengan cara mengukur benda mula dari panjang, lebar ,tinggi .adapun benda yang rumit seperti kunci yang tidak kita ketahui panjang lebat tingginya dikarnakan bentuk dan permukaanya yang sulit kita ukur , kita bisa mengukur volume benda dengan menggunakan hukum archimedes.yang dimana prinsip kerja pada hukum archimedes ini menggunakan prinsip” jika benda yang tercelup sebaian ataupun semuanya maka benda itu akan mendapat tekanan keatas sama besarnya seperti tekanan benda yang tercelup itu”. 



Bab II
Alat dan bahan





2.1 alat

1. jangka sorong

2. mikrometer skrup

3. bejana gelas

4. termometer

5. bangku penumpu 

6. neraca ohaus

2.2 bahan 

1. benda benda yang di ukur seperti balok , silinder,kunci yang berukuran kecil yang terbuat dari tembaga dan besi.


Bab III
Metode percobaan



Cara statis :

1. ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan buatlah hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing masing tersendiri

2. ukurlah tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomber satu

3. tentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja

4. catatlah suhu ruangan pada awal dan setelah percobaan

5. ukurlah benda padat dengan harga rata rata masing masing penyimpangan 

cara dinamis :

1. tentukan massa benda padat dengan cara menimbang 

2. timbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis

3. timbanglah sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya dalam airingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana.

4. Catatlah suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan .

5. Ulangilah seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain 



Bab IV 
Data pengamatan

Nama percobaan : pengukuran dasar pada benda padat

Tanggal percobaan : rabu. 24 oktober 2012
Keadaan ruangan
P (cm) Hg
T (°C)
C(%)
Sebelum percobaan
75,55 cmHg
28°C
55%
Sesudah percobaan
74 cmHg
28°C
55%

1.      Balok                                 massa = 32,9 gram
NO
P (cm)
L(cm)
T(cm)
V(cm3)
(gr/cm3)
1
3,35
1,2
1,46
5,8
5,67
2
3,3
1,1
1,46
5,3
6,20
3
3,25
1,05
1,45
4,9
6,71
X
3,3
1,1
1,5
5,3
6,19
x
8,3x10-4
583x10-5
95x10-5
683x10-4
90,5x10-5
2.      Silinder                             massa =  55,5 gram
NO
D (cm)
R(cm)
T(cm)
V(cm3)
‽ (gr/cm3)
1
1,522
0,761
3,91
7,11
7,8
2
1,525
0,762
4,11
7,49
7,4
3
1,526
0,763
4,15
7,58
7,3
1,524
0,762
4,05
7,39
7,5
x
1,5x10-6
0,333x10-6
553x10-4
2075x10-5
2,3x10-2

3.      Dinamis
NO
Nama benda
Mu(gr)
Ma(gr)
V(cm3)
‽ (gr/cm3)
1
kunci
18,3
16,2
2,1
8,7